Gambar Sampul Sosiologi · Bab II Konflik Sosial Dalam Masyarakat
Sosiologi · Bab II Konflik Sosial Dalam Masyarakat
Siti

23/08/2021 13:04:24

SMA 11 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Konflik Sosial dalam Masyarakat

19

Tujuan Pembelajaran

KONFLIK SOSIAL DALAM MASYARAKAT

BAB II

Melalui pembahasan tentang konflik sosial, diharapkan Anda akan memiliki pengetahuan

dan lebih memahami tentang pengertian konflik sosial, penyebab terjadinya konflik sosial,

upaya-upaya mengatasi konflik sosial, serta perbedaan antara konflik dan kekerasan.

Sumber: Tempo, 8 Mei 2005

Hakikat hidup dalam suatu masyarakat adalah organisasi kepentingan-kepentingan per-

seorangan, pengetahuan sikap orang yang satu terhadap yang lain, dan pemusatan orang-

orang ke dalam kelompok-kelompok tertentu untuk tindakan-tindakan bersama. Berbagai

hubungan yang timbul dari hidup bermasyarakat dapat kita lihat sebagai suatu rencana atau

sistem yang dapat kita namakan struktur sosial. Cara mengatur hubungan sosial (orang ban-

yak) dan sifat masyarakat dinamakan fungsi sosial. Apabila fungsi sosial mengalami gang-

guan maka akan mengakibatkan terjadinya konflik sosial.

20

Sosiologi SMA/MA Kelas XI

Kata Kunci

Sosio Motivasi

Dalam bab II ini kita akan mempelajari konflik sosial yang terjadi dalam

masyarakat. Ada kaitan yang erat antara pelajaran pada bab I yang lalu

yaitu tentang struktur sosial suatu masyarakat dengan konflik sosial. Salah

satu korelasi tersebut antara lain bahwa struktur sosial heterogen yang di

dalamnya terdapat banyak sistem tata nilai dapat memicu terjadinya konflik

secara horizontal karena sumber dari perbedaan struktur budaya. Mari kita

pelajari kaitan-kaitan antara struktur sosial dan konflik sosial serta aplikasinya

pada masyarakat Indonesia.

Peta Konsep

Konflik

sosial

x

Pendahuluan

x

Macam-macam

konflik

x

Konflik individual dan

kolektif

x

Konflik vertikal dan

horizontal

x

Sebab-sebab

terjadinya

konflik

x

Perbedaan ideologi

x

Perbedaan politik

x

Perbedaan kepentingan

x

Perbedaan sosial budaya

x

Perbedaan kekuasaan

Mempelajari tentang

Yang terjadi

Antara lain

x

Pengertian konflik

x

Proses terjadinya konflik

Meliputi

x

Cara

menyelesaikan

konflik

x

Akomodasi (gencatan senjata,

mediasi, arbitrasi, konsiliasi,

toleransi, stalemate, koersi,

kompromi, dan adjudikasi).

Melalui

x

Konflik dan

kekerasan

x

Konflik bernuansa

ideologi, politik, ekonomi,

sosial budaya, dan hankam

x

Konflik konstruktif dan

destruktif

•

Konflik sosial

•

Stratifikasi sosial

•

Struktur sosial

•

Diferensiasi sosial

•

Gender

•

Ras

•

Etnis

Konflik Sosial dalam Masyarakat

21

A. Pengertian Konflik Sosial

Mungkin Anda pernah melihat di media massa terjadinya konflik antar-

individu atau antarkelompok yang dapat menimbulkan kerusakan dan korban

jiwa serta ada pula konflik yang berakhir dengan munculnya tatanan hidup baru

yang lebih baik dari sebelumnya. Untuk mengetahui hakikat konflik, perhatikan

uraian berikut ini.

1. Konflik Sosial

Menurut tinjauan etimologis, istilah konflik berasal dari bahasa latin

configere

yang berarti saling menghantam. Menurut pakar sosiologi Indonesia Soerjono

Soekanto dalam Kamus Sosiologi edisi baru dijelaskan bahwa konflik sosial

adalah pertentangan sosial yang bertujuan untuk menguasai atau

menghancurkan pihak lain atau proses pencapaian tujuan dengan cara

melemahkan pihak lawan tanpa memerhatikan norma dan nilai yang berlaku.

Menurut Berstein 1965, dijelaskan bahwa konflik merupakan suatu

pertentangan atau perbedaan yang tidak dapat dicegah. Lebih lanjut dijelaskan

bahwa konflik terjadi pada setiap masyarakat dengan skala besar maupun skala

kecil. Selanjutnya konflik dapat berpotensi memberikan pengaruh-pengaruh yang

positif maupun pengaruh-pengaruh yang negatif.

Berdasarkan pengertian dari para pakar tersebut dapat disimpulkan secara

sederhana, bahwa konflik sosial adalah salah satu bentuk hubungan antarindividu

ataupun antarkelompok dalam masyarakat yang diikuti dengan tindakan yang

saling ancam dan menghancurkan.

2. Kaitan antara Struktur Sosial dan Konflik Sosial

Struktur sosial yang merupakan jalinan unsur-unsur pokok dalam masyarakat

dapat memengaruhi sistem komunikasi dan tata hubungan suatu masyarakat

termasuk besar kecilnya peluang akan terjadinya konflik sosial. Dalam hal ini,

struktur sosial yang kaku berpeluang lebih besar menimbulkan konflik

dibandingkan dengan struktur sosial yang bersifat luwes. Di samping itu, struktur

sosial yang heterogen juga mempunyai peluang yang lebih besar menimbulkan

konflik dari pada struktur sosial yang bersifat homogen.

Apabila kita amati kondisi kehidupan masyarakat di Indonesia yang memiliki

kebinekaan serta stratifikasi dan kesenjangan sosial yang besar maka dapat

memberikan peluang terjadinya konflik. Pada dasarnya deferensiasi dan

stratifikasi sosial merupakan perwujudan dari ketidaksamaan sosial yang ada di

dalam masyarakat. Deferensiasi dan stratifikasi sosial terjadi secara alamiah,

karena adanya hukum-hukum sosial seperti faktor asal-usul/kelahiran, faktor

kualitas pribadi yang berbeda-beda, serta faktor peran sosial dan status sosial

yang berbeda pula, kemudian mewujudkan suatu stratifikasi dalam masyarakat.

Keberadaan stratifikasi sosial ada juga yang sengaja diciptakan oleh manusia

22

Sosiologi SMA/MA Kelas XI

sebagai perwujudan dari struktur sosial dalam lingkup tertentu. Misalnya

stratifikasi yang ada di tubuh militer, di mana di dalamnya terdapat strata-strata

yang menunjukkan tingkatan sekaligus perbedaan dalam status dan peran dalam

tugas sebagai prajurit TNI.

Secara konkret adanya stratifikasi sosial dan deferensiasi sosial dalam

masyarakat sebagaimana yang terjadi dalam masyarakat Indonesia dapat

menimbulkan pengaruh-pengaruh sebagai berikut.

a. Pengaruh Stratifikasi Sosial dalam Masyarakat

Dalam birokrasi pemerintah, stratifikasi sosial akan membawa akibat secara

positif dan terbuka. Hal ini berkaitan langsung dengan kedudukan, hak, dan

kewenangan seorang pegawai pemerintah, termasuk berkaitan dengan

pendapatan baik gaji maupun tunjangan jabatan. Namun demikian, stratifikasi

sosial juga membawa konsekuensi tertentu terhadap kehidupan nyata dalam

lingkungan kerja misal, kaitannya dengan kepemimpinan dan pola pikir untuk

menyelesaikan pekerjaan dan lain-lain.

Dalam birokrasi swasta stratifikasi sosial disusun berdasarkan kecakapan

kerja yang dipertimbangkan berdasarkan pengalaman kerja, masa kerja, maupun

ijazah, dan karakter yang dimiliki. Dengan adanya stratifikasi sosial dalam

masyarakat, maka muncullah suatu kelompok-kelompok sosial dalam bentuk

organisasi, paguyuban, atau lembaga-lembaga sosial tertentu dengan

karakteristik yang menunjukkan pelapisan tertentu. Misalnya gabungan

pengusaha batik tulis Indonesia, munculnya organisasi buruh yang merupakan

manifestasi dari lapisan pekerja dalam suatu perusahaan.

Di samping itu, adanya stratifikasi sosial dapat memengaruhi besarnya

upah, gaji, ataupun jaminan hidup bagi tiap-tiap orang dalam suatu strata.

Misalnya dalam tubuh PNS, militer, Polri, dan karyawan swasta terdapat

pelapisan-pelapisan dari lingkungan para pekerja, di mana dengan adanya

pelapisan ini akan membedakan jaminan hidup ataupun gaji dari masing-masing

tingkatan sesuai dengan kedudukan dan peranannya dalam organisasi tersebut.

b. Pengaruh Deferensiasi Sosial dalam Masyarakat

1) Pengaruh yang Bersifat Positif

Masyarakat Indonesia yang beranekaragam di satu sisi memang ada ruginya,

tapi di pihak lain ada banyak keuntungannya, antara lain sebagai berikut.

a) Dengan adanya keanekaragaman agama dan kepercayaan akan

memungkinkan adanya percampuran nilai-nilai agama tertentu yang

terkadang ada pada agama yang satu maupun ada pada agama yang

lain, sehingga akan memunculkan suatu persamaan dalam beberapa

kebenaran ditinjau dari segi keagamaan. Secara kultural kejadian ini

akan memperkuat nilai-nilai sosial yang terkandung dalam nilai-nilai

agama tersebut, sebagai suatu pedoman perilaku yang lebih meyakinkan

bagi para penganutnya.

Konflik Sosial dalam Masyarakat

23

b) Adanya aspek keanekaragaman gender, yaitu dalam hal perbedaan jenis

kelamin secara biologis akan membuat umat manusia terus mengalami

proses evolusi melalui proses reproduksi. Secara sosiologis dengan

adanya manusia yang mempunyai jenis kelamin yang berbeda inilah

akan memungkinkan lahirnya keluarga-keluarga yang membentuk suatu

kesatuan hidup yang lebih harmonis.

c) Dorongan untuk saling bekerja sama antara komponen masyarakat yang

satu dengan komponen masyarakat yang lain.

d) Dengan deferensiasi sosial dalam bentuk

suku akan mengakibatkan munculnya

perpaduan dua kebudayaan atau lebih,

sehingga terbentuklah sub-subkebuda-

yaan baru yang terkadang menjadi lebih

baik dari semula.

e) Dengan adanya ras yang berbeda-beda

akan memungkinkan munculnya per-

campuran dua ras atau lebih, sehingga

melahirkan ras-ras baru yang lebih

bervariasi. Demikian juga dengan ras-ras

yang baru ini akan melahirkan suatu

kelompok-kelompok sosial tertentu.

2) Pengaruh yang Bersifat Negatif

Pengaruh negatif dari adanya deferensiasi sosial dalam masyarakat, antara

lain sebagai berikut.

a) Dapat menjadi sumber pertentangan atau konflik sosial dalam

masyarakat. Hal ini terjadi karena terdapat suatu tata nilai yang berbeda-

beda antara kelompok masyarakat yang satu dan kelompok masyarakat

yang lain yang bersumber dari perbedaan struktur budaya, perbedaan

ras, maupun perbedaan agama.

b) Memunculkan suatu bentuk per-

saingan antara golongan masyarakat

tertentu dengan latar belakang ras,

suku, dan agama yang berbeda-beda

terhadap golongan masyarakat yang

lain yang mempunyai latar belakang

ras, suku, dan agama yang berbeda-

beda pula.

c) Dapat membuat masyarakat menjadi

terkotak-kotak, sehingga meng-

akibatkan adanya kesenjangan hu-

bungan antara golongan masyarakat

yang satu dengan golongan masya-

rakat yang lain, yang memiliki latar

belakang ras, suku, dan agama yang

berbeda-beda.

Gambar 2.1

Perkawinan antarras akan

melahirkan ras-ras baru yang lebih bervariasi

di masyarakat.

Sumber: CD Clipart

Gambar 2.1 Perkawinan

antarras

Sumber: Gatra, 2 Agustus 2006

Gambar 2.2

Pertikaian antara kelompok

masyarakat bentuk dari deferensiasi sosial

negatif.

Gambar 2.2 perang antarsuku

24

Sosiologi SMA/MA Kelas XI

Sosio Kecakapan Sosial

Prosedur

Buatlah kelompok yang beranggotakan 8 atau 9 orang, kemudian

buatlah kliping tentang 10 konflik sosial yang terjadi di Indonesia selama

2 tahun terakhir.

Tugas

1. Buatlah analisis penyelesaian 2 konflik dalam kliping tersebut!

2. Kumpulkan tugas ini pada pertemuan seminggu yang akan datang

kepada guru.

B. Sebab-Sebab Terjadinya Konflik Sosial

Sebagaimana disinggung di depan bahwa secara fundamental konflik sosial

dalam masyarakat terjadi karena memperebutkan sesuatu yang sifatnya terbatas.

Menurut ahli sejarah, ahli ekonomi, dan ahli politik Karl Marx 1818 - 1883

menjelaskan bahwa konflik yang terjadi di dalam masyarakat disebabkan adanya

persaingan antarkelas sosial. Ada beberapa faktor penyebab terjadinya konflik

yang terjadi di dalam masyarakat antara lain sebagai berikut.

1. Perbedaan Ideologi

Pada dasarnya ideologi merupakan himpunan nilai-nilai sentral yang berada

dalam kejiwaan manusia. Nilai-nilai sentral ini diyakini dan digunakan sebagai

dasar oleh setiap manusia dalam melakukan semua aktivitas. Nilai-nilai ideologi

yang diyakini seseorang bersumber dari nilai-nilai keagamaan. Contoh,

perbedaan antara generasi tua dengan generasi muda dalam memahami dan

menerapkan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan. Misalnya tentang

sekularisme atau perbedaan ideologis dalam organisasi politik yang dapat

menimbulkan konflik antarelit politik.

2. Perbedaan Kepentingan

Konflik-konflik sosial yang terjadi di

dalam masyarakat seringkali memperebut-

kan kedudukan atau harta benda yang

mempunyai nilai-nilai ekonomis. Konflik

yang seperti ini termasuk konflik yang

disebabkan adanya perbedaan kepen-

tingan sehingga menimbulkan benturan-

benturan fisik baik secara langsung mau-

pun secara tidak langsung. Contoh, konflik

antara pengusaha yang mendirikan pabrik

Sumber: Tempo, 6 Agustus 2006

Gambar 2.3

Perbedaan kepentingan antara

aparat pemerintah dan rakyat sering menim-

bulkan terjadinya konflik.

Gambar 2.3 penertiban PKL oleh

aparat

Konflik Sosial dalam Masyarakat

25

Sumber: CD Clipart

Gambar 2.4

Perbedaan ras atau warna

kulit adalah salah satu penyebab munculnya

konflik sosial.

Gambar 2.4 orang kulit

hitam dan kulit putih

dengan warga masyarakat yang mempertahankan tanah miliknya yang sering

menimbulkan konflik berkepanjangan. Contoh lain adalah penertiban pedagang

kaki lima oleh pemerintah yang berharap untuk mewujudkan tata kota yang

indah dengan pedagang yang berharap memperoleh tempat berjualan yang

strategis sering menimbulkan bentrokan fisik atau kekerasan.

3. Perbedaan Struktur Budaya

Struktur budaya suatu masyarakat akan berkembang seiring dengan

perkembangan suku bangsa. Pada dasarnya suku bangsa adalah sekelompok

manusia yang mempunyai sejarah asal usul yang sama, serta memiliki struktur

budaya yang sama. Terbentuknya suku-suku bangsa terutama disebabkan adanya

sekat-sekat alamiah yang memisahkan hubungan antara masyarakat yang satu

dengan masyarakat yang lain. Sekat-sekat alamiah itu misalnya bentuk kepulauan,

pegunungan, sungai, ataupun bentuk-bentuk relief yang membuat komunikasi

terhambat, sehingga memungkinkan masing-masing kelompok masyarakat

memiliki perkembangan budaya sendiri-sendiri. Contoh, konflik antarsuku bangsa

yang mempunyai budaya yang berbeda, misalnya konflik di Ambon antara suku

asli dengan suku pendatang yang menguasai jaringan ekonomi sehingga

menimbulkan kesenjangan sosial yang berdampak terjadinya konflik.

4. Perbedaan Ras

Pada dasarnya ras adalah golongan

manusia yang mempunyai ciri-ciri fisik yang

sama. Ciri-ciri fisik itu meliputi warna kulit,

postur tubuh, warna rambut, bentuk mata,

bentuk hidung, bibir, dan tinggi badan.

Melalui perbedaan ciri-ciri fisik secara

psikologis dapat memisahkan hubungan

antarindividu apabila masing-masing pihak

belum memiliki wawasan yang luas tentang

macam-macam ras yang ada di dunia. Pada

dasarnya dengan adanya perbedaan ras dapat

dilakukan upaya pembauran dan kerja sama

yang saling menguntungkan sepanjang

masing-masing pihak mau menerima

keberadaan pihak lain.

Konflik antarras telah berlangsung dalam kurun waktu yang lama. Misalnya,

konflik antara orang-orang kulit hitam dan kulit putih yang terjadi di Benua

Afrika maupun di Benua Amerika. Konflik ini pada dasarnya bersumber dari

perbedaan fisik yang mencolok antara kelompok ras kulit hitam dan ras kulit

putih. Pada awalnya ada kecenderungan bahwa orang-orang kulit putih merasa

derajatnya lebih tinggi daripada orang-orang kulit hitam maka terjadilah sistem

perbudakan yang dilakukan orang kulit putih terhadap orang kulit hitam.

26

Sosiologi SMA/MA Kelas XI

Sosio Vokasional

1. Buatlah karangan dengan tema “Konflik sosial menghambat kemajuan

dan perkembangan suatu bangsa”.

2. Tulislah karangan dalam selembar kertas dan serahkan hasilnya kepada

guru untuk dinilai!

C. Macam-Macam Konflik

Apabila Anda amati konflik yang terjadi dalam masyarakat maka Anda

akan mendapati banyak sekali jenis konflik yang terjadi dalam masyarakat. Untuk

menguraikan secara rinci tentang macam-macam konflik yang terjadi dapat

dilihat dari sudut pandang yang berbeda-beda dan untuk memahami hal tersebut

perhatikan uraian berikut.

1. Berdasarkan Banyak Sedikitnya Orang yang Terlibat dalam Konflik

a. Konflik Individual

Pada dasarnya konflik individual adalah konflik dalam masyarakat antara

seorang individu dengan individu yang lain. konflik ini merupakan konflik yang

relatif kecil karena pesertanya hanya dua orang saja, tetapi apabila dua orang

tersebut mempunyai pengikut dan pengaruh yang besar maka konflik individual

ini dapat berubah menjadi konflik kolektif yang relatif berskala besar. Contoh,

konflik invidual dalam lingkungan sekolah yaitu konflik antarpelajar yang

memperebutkan sesuatu.

b. Konflik Kolektif

Konflik kolektif adalah konflik yang melibatkan kelompok individu dengan

kelompok individu. Konflik ini merupakan konflik yang berskala besar karena

dapat terjadi dalam bentuk antargolongan, antarnegara, atau antarkelompok

negara. Contoh, konflik antara tentara multinasional (PBB) dengan Irak beberapa

tahun yang lalu.

2. Berdasarkan Posisi Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Konflik

Berdasarkan kedudukan atau posisi pihak-pihak yang terlibat dalam konflik

sosial, kita mengenal konflik vertikal dan konflik horizontal.

a. Konflik Vertikal

Konflik vertikal pada dasarnya adalah konflik yang melibatkan dua pihak

atau lebih yang mempunyai kedudukan tidak sejajar melainkan antara atasan

Konflik Sosial dalam Masyarakat

27

dan bawahan dalam suatu instansi. Untuk mengatasi konflik ini diperlukan suatu

pihak penengah netral yang berasal dari atasan kedua belah pihak. Contoh,

konflik antara seorang kepala kantor dengan anak buahnya.

b. Konflik Horizontal

Konflik horizontal adalah konflik antara dua pihak atau lebih yang keduanya

mempunyai strata yang sejajar bisa dalam satu lingkungan kerja (intern) bisa

juga antarlembaga (ekstern). Contoh, konflik antarpartai politik atau konflik antar-

pelajar.

3. Berdasarkan Akibat yang Ditimbulkan

Sebagaimana dikemukakan oleh Berstein 1965, bahwa konflik sosial yang

terjadi dalam masyarakat berpotensi memberikan pengaruh-pengaruh yang baik

(konstruktif) maupun pengaruh-pengaruh yang negatif (destruktif).

a. Konflik Sosial Konstruktif

Konflik sosial konstruktif pada dasarnya merupakan konflik sosial yang

bersumber dari koreksi atau kontrol sosial dari satu pihak terhadap pihak yang

lain. Tetapi kontrol sosial ini bermaksud untuk meluruskan bentuk-bentuk

penyimpangan yang terjadi yang dilakukan oleh pihak yang lain. Sebagai contoh,

konflik antara penguasa dengan para mahasiswa tentang pemberantasan korupsi.

Dalam hal ini mahasiswa menuntut dengan keras yang diikuti dengan tindakan-

tindakan atraktif bahkan menimbulkan konflik dengan aparat dan penguasa untuk

terlaksananya pemberantasan korupsi secara efektif.

b. Konflik Sosial Destruktif

Konflik sosial destruktif adalah konflik sosial antara dua pihak atau lebih

yang berakhir dengan kerusakan-kerusakan dan kondisi-kondisi sosial yang justru

makin buruk. Sekadar tambahan pengetahuan saja bahwa konflik akan

menimbulkan akibat yang semakin parah jika kedua belah pihak mempunyai

posisi dan kekuatan yang hampir sama, sehingga konflik berlangsung dalam

waktu yang lama. Ini berarti akan menimbulkan gangguan sistem sosial yang

cukup panjang serta menimbulkan korban dalam jumlah besar. Contoh, konflik

antara Irak dan Iran pada dekade 1960-an.

4. Berdasarkan Bidang-Bidang Kehidupan yang Menjadi Sumber Konflik

Berdasarkan bidang-bidang kehidupan sosial dalam masyarakat, konflik

sosial dapat dibedakan menjadi lima macam, yaitu konflik yang bernuansa

ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan konflik yang bernuansa hankam.

Pembahasan lebih lanjut tetang konflik jenis ini perhatikan uraian berikut.

28

Sosiologi SMA/MA Kelas XI

a. Konflik Ideologi

Konflik ideologi merupakan konflik vertikal atau horizontal yang melibatkan

dua pihak atau lebih dengan inti permasalahan adanya perbedaan ideologi.

Sebagaimana telah disinggung di depan (pada sebab-sebab terjadinya konflik),

bahwa perbedaan ideologi merupakan salah satu penyebab konflik yang sangat

peka. Konflik ideologi ini penyelesaiannya memerlukan kearifan dengan

melibatkan tokoh-tokoh agama serta pihak pemerintah yang bersifat netral.

Sebagai contoh konflik Poso di Sulawesi tengah merupakan salah satu konflik

yang cenderung bernuansa ideologi.

b. Konflik Politik

Politik pada dasarnya adalah aktivitas individu atau kelompok individu untuk

memperoleh kekuasaan, menjalankan kekuasaan, dan mempertahankan

kekuasaan. Konflik yang bernuansa politik pada dasarnya merupakan konflik

untuk memperebutkan kekuasaan yang ada dalam masyarakat. Contoh konflik

antarparpol seperti yang terjadi hampir di setiap tubuh partai politik di Indonesia

misalnya PDI dan PDI Perjuangan, begitu juga konflik pada tubuh PKB.

c. Konflik Ekonomi

Konflik ekonomi merupakan konflik antardua pihak atau lebih untuk

memperebutkan sesuatu yang bersifat materi atau finansial. Namun demikian,

visualisasinya dapat berbentuk konflik-konflik politik atau konflik antarnegara

yang termasuk konflik pertahanan dan keamanan misalnya, konflik lintas batas

antara Australia dan Indonesia di kawasan Nusa Tenggrara Timur yang

memperebutkan celah Timor dan Sumba yang disinyalir banyak mengandung

tambang minyak dalam jumlah besar.

d. Konflik Sosial Budaya

Konflik sosial budaya adalah konflik yang inti permasalahannya menyangkut

bidang-bidang sosial dan budaya misalnya menyangkut perbedaan ras, struktur

budaya, dan lain-lain. Contoh konflik sosial budaya adalah konflik antara

masyarakat Madura dan masyarakat Dayak di kawasan Kalimatan Barat beberapa

tahun yang lalu.

e. Konflik Hankam

Konflik hankam pada dasarnya merupakan konflik antarpemerintah atau

negara yang memperebutkan wilayah kedaulatan dengan mengerahkan prajurit

atau tentara negara masing-masing. Konflik ini termasuk konflik yang berskala

besar dengan menggunakan persenjataan mekanis yang mutakhir misalnya,

konflik antara Cina dan Taiwan dan konflik antara Inggris dan Argentina pada

dekade 1980-an.

Konflik Sosial dalam Masyarakat

29

Sosio Kecakapan Sosial

1. Buatlah kliping tentang lima konflik sosial di tanah air yang terbaru,

kemudian lakukanlah analisis tentang duduk permasalahan, pihak yang

terkait dalam konflik, serta prosedur penyelesaian konfliknya!

2. Kumpulkan kliping ini dalam waktu 1 bulan mendatang dan bersampul

rapi dan tercantum nama identitas pembuat secara individual!

D. Perbedaan antara Konflik dan Kekerasan

Antara konflik dan kekerasan seringkali terjadi dalam satu rangkaian, tetapi

juga bisa terjadi dalam kondisi yang terpisah. Ditinjau dari maknanya secara

fundamental konflik sosial tidak sama dengan kekerasan, tetapi di beberapa hal

memiliki kesamaan. Dalam konflik sosial kedua belah pihak saling tahu dan

siap menghadapi ancaman baik fisik maupun mental dari pihak lain. Dalam

kekerasan terdapat pihak yang kuat dan pihak yang lemah dan terjadi tindak

kekerasan dari yang kuat kepada yang lemah. Untuk membedakan lebih lanjut

tentang konflik dan kekerasan perhatikan tabel berikut.

Tabel 2.1 Beberapa Perbedaan antara Konflik Sosial dengan Kekerasan

Di samping perbedaan-perbedaan di atas konflik sosial dan kekerasan memiliki

beberapa sisi persamaan, antara lain sebagai berikut.

1. Keduanya terdapat unsur benturan fisik yang dapat mengakibatkan korban

jiwa, luka-luka, ataupun kerusakan harta benda.

2. Konflik dan kekerasan merupakan suatu bentuk interaksi sosial yang bersifat

dissosiatif yang mengarah terjadinya disintegrasi di dalam masyarakat.

1. Proses terjadinya konflik

diketahui oleh kedua belah

pihak yang bertikai.

2. Cara penyelesaiannya dapat

dilakukan dengan akomodasi

dan peradilan.

3. Bukan merupakan pelang-

garan hukum semata-mata.

4. Terjadi dalam waktu yang

relatif panjang.

1. Proses terjadinya terkadang

tidak diketahui oleh pihak yang

lemah.

2. Cara penyelesaiannya harus

dilakukan melalui peradilan.

3. Merupakan bentuk pelang-

garan hukum.

4. Terjadi dalam waktu yang

relatif singkat.

Konflik Sosial

Kekerasan

30

Sosiologi SMA/MA Kelas XI

Sosio Kritis

Diskusikan permasalahan berikut ini dengan kelompok belajar Anda!

1. Bagaimana langkah-langkah menyelesaikan konflik antarsuku di daerah

Timika Papua pada pertengahan bulan September 2006 yang lalu?

2. Bagaimana menertibkan pedagang kaki lima di beberapa kota besar di

Indonesia agar tidak terjadi konflik dan kekerasan?

3. Tulislah hasil diskusi Anda, dan serahkan kepada guru untuk dinilai!

E. Upaya-Upaya Mengatasi Konflik Sosial

Memang tidak semua konflik selalu berdampak negatif. Konflik sosial akan

memberikan dampak positif apabila konflik sosial tersebut bersifat fungsional,

artinya konflik itu terjadi karena adanya keinginan sebagian besar masyarakat

untuk membenahi tatanan kehidupan yang dipandang telah menyimpang dari

tujuan yang telah ditetapkan. Sebaliknya konflik akan memberikan dampak

negatif apabila konflik bersumber dari perbedaan-perbedaan kepentingan dari

latar belakang ras, suku, maupun agama yang bertujuan ingin mengalahkan

atau menekan kelompok yang lain.

Akibat negatif ini akan menjadi sangat besar apabila konflik berlangsung

dalam proses yang panjang karena pihak-pihak yang bertikai memiliki kekuatan

yang seimbang. Dalam konteks seperti ini konflik sosial sebaiknya dihindari

sedini mungkin. Untuk menyelesaikan suatu konflik dalam skala besar kita dapat

melakukan langkah-langkah penyelesaian sebagai berikut.

1. Gencatan Senjata

Genjatan senjata dilakukan apabila konflik terjadi dalam skala besar yang

melibatkan banyak orang serta menggunakan senjata. Pada dasarnya yang

dimaksud dengan gencatan senjata adalah upaya penangguhan permusuhan dalam

jangka waktu tertentu guna melakukan suatu pekerjaan tertentu yang tidak boleh

diganggu. Misalnya untuk merawat yang luka-luka, mengubur yang meninggal,

perundingan perdamaian, merayakan hari suci keagamaan, dan sebagainya.

2.

Mediation

(Mediasi)

Untuk menciptakan suasana adil dalam menyelesaikan konflik diperlukan

pihak penengah yang bersifat netral yang disebut mediator. Pada dasarnya yang

dimaksud dengan mediasi adalah upaya penyelesaian pertikaian oleh pihak

Konflik Sosial dalam Masyarakat

31

ketiga, tetapi tidak diberikan keputusan yang mengikat. Pihak ketiga adalah

pihak netral dan kedudukannya hanya sebagai penasihat saja dan tidak

berwenang memberi keputusan untuk menyelesaikan perselisihan. Contoh

penyelesaian sengketa antara pemerintah Republik Indonesia dengan Gerakan

Aceh Merdeka oleh negara Finlandia sebagai mediator dengan melalui

perjanjian Helsinki.

3.

Reconciliation

(Rekonsiliasi)

Rekonsiliasi adalah usaha-usaha untuk menemukan keinginan-keinginan

pihak-pihak yang berselisih guna mendapatkan suatu persetujuan bersama.

Rekonsiliasi sifatnya lebih lunak dibandingkan dengan coersion dan membuka

kesempatan kepada pihak-pihak yang bersengketa untuk mengadakan asimilasi.

Contoh, penyelesaian tentang masalah penentuan UMR, kesejahteraan buruh

dan keselamatan kerja yang dilakukan oleh perserikatan buruh dengan pihak

perusahaan melalui Departeman Tenaga Kerja.

4. Toleransi

Apabila konflik bersifat sederhana dengan inti permasalahan yang bersifat

lunak, maka penyelesaian konflik dapat dilakukan dengan cara toleransi. Toleransi

adalah suatu sikap di mana kedua belah mempertahankan pendiriannya masing-

masing, tetapi bersedia menghormati pendirian lain, sehingga tidak perlu

menimbulkan permusuhan. Misalnya toleransi antarumat beragama.

5.

Stalemate

Stalemate

pada dasarnya merupakan proses penyelesaian konflik yang

paling efektif dan murah, karena terjadinya secara alamiah tanpa ada pihak

yang menghendaki.

Stalemate

adalah suatu keadaan di mana pihak-pihak yang

bertentangan memiliki kekuatan yang seimbang, namun berhenti pada titik

tertentu dalam melakukan pertentangannya karena kedua belah pihak sudah

tidak mungkin lagi maju atau mundur. Contoh, perlombaan senjata antara

Amerika Serikat dengan Uni Soviet (Rusia) pada masa lalu.

6.

Coersion

Coersion

adalah salah satu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan

oleh suatu paksaan.

Coersion

terjadi apabila salah satu pihak berada dalam

keadaan yang sangat lemah, sementara di pihak lain sangat kuat. Contoh,

penggusuran permukiman kumuh (

slum

) yang ada di bantaran sungai oleh

pemerintah yang dilakukan polisi pamong praja.

32

Sosiologi SMA/MA Kelas XI

7.

Compromise

(Kompromi)

Kompromi merupakan salah satu

bentuk akomodasi di mana pihak-pihak

yang terlibat masing-masing mengurangi

tuntutannya, agar tercapai suatu penye-

lesaian terhadap pertentangan yang ada.

Contoh, kesepakatan antara peserta

demonstran dengan polisi sebagai petu-

gas keamanan untuk saling menjaga

ketertiban dan kedisiplinan.

8.

Arbitration

(Arbitrasi)

Arbitrasi adalah upaya menyelesaikan konflik dengan menggunakan orang

ketiga yang memberi keputusan dan diterima serta ditaati oleh kedua belah

pihak. Kejadian seperti ini terlihat setiap hari dan berulang-ulang di dalam

masyarakat. Arbritasi sifatnya spontan dan jika pihak ketiga tidak dipilih maka

ditunjuk oleh pemerintah, yaitu pengadilan. Contoh, penyelesaian masalah

perselisihan antarwarga masyarakat oleh ketua rukun tangga atau rukun warga,

jika tidak dapat terselesaikan dilaporkan kepada lembaga pengendali (kepolisian

atau pengadilan).

9.

Adjudication

(Adjudikasi)

Proses yang paling akhir apabila

konflik terlalu sulit untuk diselesaikan

melalui cara-cara damai maka salah satu

langkah akhir dalam penyelesaian konflik

adalah Adjudikasi. Adjudikasi adalah

penyelesaian perkara atau sengketa di

pengadilan tetapi prosesnya diperlukan

pihak-pihak terkait yang mempunyai

kepentingan pada tingkat nasional maupun

tingkat internasional. Contoh sengketa

tanah warisan yang tidak dapat di selesaikan

secara kekeluargaan kemudian diputuskan melalui pengadilan.

Amatilah di lingkungan tempat tinggal Anda, konflik sosial apa yang

pernah terjadi? Bagaimana cara menanggulanginya?

Tulislah hasil pengamatan Anda pada selembar kertas dan serahkan

hasilnya kepada bapak atau ibu guru untuk dinilai!

Sumber: Tempo, 4 September 2006

Gambar 2.6

Proses peradilan sebagai jalan

terakhir dalam menyelesaikan konflik.

Gambar 2.5 proses peradilan

Sosio Tanggap Fenomena

Sumber: Gatra, April 2006

Gambar 2.5

Bentuk kompromi yang terjadi

antara pengunjuk rasa dengan aparat kepolisian

dalam unjuk rasa yang damai.

Gambar 2.5 aksi demo yg damai

dijaga aparat

Konflik Sosial dalam Masyarakat

33

Rangkuman

Sosio Refleksi

Setelah Anda mempelajari bab ini secara saksama maka Anda

diharapkan mampu menghayati dan memahami tentang:

1. Pengertian konflik sosial.

2. Penyebab terjadinya sosial.

3. Upaya-upaya mengatasi konflik sosial.

4. Perbedaan antara konflik dan kekerasan.

Apabila Anda belum paham cobalah pelajari kembali atau tanyakan

langsung kepada guru sebelum Anda melangkah ke bab berikutnya.

1. Setiap masyarakat mempunyai peluang terhadap terjadinya konflik

sosial mengingat kebutuhan manusia cenderung tak terbatas.

2. Pada dasarnya konflik sosial merupakan bentuk interaksi antara dua

pihak atau lebih dalam masyarakat yang ditandai dengan sikap saling

membenci, saling memusuhi, dan saling menyerang.

3. Struktur masyarakat yang homogen mempunyai peluang konflik lebih

kecil karena memiliki sistem tata nilai yang hampir sama.

4. Struktur masyarakat yang heterogen memiliki peluang yang lebih besar

terhadap terjadinya konflik sosial lebih banyak.

5. Secara rinci konflik sosial dalam masyarakat dapat terjadi karena

perbedaan kepentingan, perbedaan kebudayaan, perbedaan ideologi,

perbedaan ras, perbedaan pola pikir, dan latar belakang pendidikan

serta adanya perubahan sosial yang relatif cepat.

6. Penyelesaian konflik dilakukan melalui kompromi, toleransi, rekonsiliasi,

arbitrasi, mediasi, stalemate, dan adjudikasi.

7. Konflik pada umumnya menimbulkan dampak yang bersifat negatif

seperti munculnya kekacauan sistem dalam masyarakat, kerusakan

harta benda dan fasilitas umum, terganggunya komunikasi hingga

korban luka-luka dan korban jiwa.

8. Konflik sosial juga dapat memberikan pengaruh yang positif dalam

bentuk munculnya kesetiaan ingroup dan lahirnya tatanan kehidupan

yang baru yang lebih baik dari tatanan kehidupan yang lama.

9. Macam-macam konflik antara lain konflik terbuka dan tertutup, konflik

vertikal dan horizontal, konflik ideologi, politik, ekonomi dan sosial

budaya, serta konflik yang bersifat individual maupun konflik yang

bersifat kolektif.

34

Sosiologi SMA/MA Kelas XI

A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat! Kerjakan di buku tugas Anda!

1. Cara dan upaya untuk mencegah konflik agar tidak berkembang tanpa

arah disebut ….

a. rekonsiliasi

d. mekanisme katup pengaman

b. normalisasi

e. akomodasi

c. mekanisme katup penutup

2. Orang yang terlibat dalam benturan-benturan yang saling menjatuhkan

disebut ….

a. konflik

d. kawan

b. persaingan

e. saingan

c. lawan

3. Konflik antarsuku bangsa, misalnya apartheid di Afrika merupakan

bentuk konflik ….

a. pribadi

d. sosial

b. kelas

e. status sosial

c. politik

4. Terjadinya kerja sama dalam interaksi sosial dipengaruhi oleh faktor-

faktor ….

a. adanya persamaan tujuan

b. kesamaan kemampuan individu-individu

c. adanya kesamaan pandangan dan cita-cita

d. adanya kesamaan budaya

e. semuanya benar

5. Pertentangan partai-partai dalam pemilu sebagai akibat dari ….

a. kesenjangan intelektual pendukung partai

b. perbedaan perorangan dari wakil kontestan pemilu

c. kesenjangan sosial partai satu dengan partai lain

d. ambisi untuk berkuasa

e. perbedaan pendirian dan perbedaan kepentingan

6. Pertentangan dapat berakibat positif bila ….

a. memacu semangat untuk berprestasi

b. menyebabkan satu pihak menjadi semakin giat berusaha

c. menyadari kekalahan dan menggunakan sebagai cambuk untuk

memperbaiki diri

d. tidak bertentangan dengan pola-pola hubungan sosial

e. dibuat untuk melahirkan kebenaran

Uji Kompetensi

Konflik Sosial dalam Masyarakat

35

7. Dalam suatu masyarakat dapat terjadi konflik, ini disebabkan oleh

beberapa hal antara lain:

1. bentrokan antarkepentingan-kepentingan

2. adanya perubahan sosial

3. adanya perbedaan pendirian

4. tumbuhnya solidaritas ingroup

5. hancurnya manusia dan harta

Pertanyaan di atas yang benar adalah ....

a. 1, 2, dan 3

d. 2, 4, dan 5

b. 1, 3, dan 4

e. 1, 4, dan 5

c. 2, 3, dan 4

8. Dalam masyarakat terdapat berbagai cara dan upaya menghindari,

mengurangi, serta mencegah konflik, atau yang disebut dengan

mekanisme katup pengaman, salah satu contohnya adalah ….

a. memusyawarahkan persoalan yang dihadapi untuk mencari

kesepakatan

b. menyeimbangkan antara pihak-pihak yang bertikai

c. menentukan pihak-pihak yang bertikai antara yang benar dan yang

salah

d. menghindari agar tidak terjadi kesalahpahaman antaranggota

e. menjauhkan diri dari lingkungan-lingkungan yang terjadi

konflik

9. Akomodasi merupakan usaha meredakan konflik, adapun cara

meredakan konflik yang dilakukan oleh pihak ketiga tanpa adanya

keputusan yang mengikat disebut ….

a. konsiliasi

d. mediasi

b. kompromi

e. stalemate

c. adjudikasi

10. Contoh konflik antarkelas sosial adalah ….

a. pertentangan antara Serbia dan muslim Bosnia

b. pertentangan antara golongan dalam masyarakat

c. pertentangan antara Amerika dengan Irak

d. pertentangan antara buruh pabrik dengan pengusaha

e. pertentangan antara Korea Utara dengan Korea Selatan

B. Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas!

1. Jelaskan kaitan antara konflik sosial dengan struktur sosial!

2. Jelaskan hakikat terjadinya konflik sosial!

3. Sebutkan hal-hal esensial yang dapat menjadi penyebab terjadinya konflik

sosial!

36

Sosiologi SMA/MA Kelas XI

4. Jelaskan perbedaan antara konflik vertikal dan konflik horizontal?

5. Jelaskan bagaimana cara-cara menyelesaikan suatu konflik sosial?

6. Jelaskan kaitan antara perbedaan tata nilai dengan konflik sosial!

7. Konflik sosial dapat mendatangkan kerugian dan keuntungan. Berikan

contoh masing-masing 2!

8. Berikan 2 contoh konflik vertikal dan konflik horizontal!

9. Apakah yang dimaksud dengan adjudikasi?

10. Berikan contoh konflik yang bersifat vertikal dan horizontal!